Senin, 12 Juni 2017

Waspadai Penyakit Jantung Bawaan Sejak Dalam Kandungan

Posted by Bundamedik Healthcare System on 07.20 with No comments
Penyakit jantung bawaan atau biasa dikenal sebagai “jantung bocor” adalah sebuah kelainan yang terjadi karena sekat pemisah pada serambi jantung kiri dan kanan tidak tertutup dengan sempurna. Hal ini menyebabkan bercampurnya darah kotor dan darah bersih yang kemudian mengganggu sistem kerja jantung. Meskipun 90% penyebab penyakit jantung bawaan ini belum diketahui namun terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kondisi iniBu, mulai dari kebiasaan buruk ibu hamil yang mengonsumsi obat-obatan diluar resep dokter, minuman beralkohol dan merokok, menderita diabetes dan terkena infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes) saat hamil, hingga faktor genetik. Itulah sebabnya penting bagi Ibu untuk melakukan cek darah pra kehamilan.

Kondisi “jantung bocor” ini sebenarnya sudah terjadi sejak trimester pertama kehamilan, karena proses pembentukan jantung terjadi pada 8-12 minggu usia kandungan dan terbentuk dengan sempurna di akhir trimester pertama kehamilan. Namun, hanya penyakit jantung bawaan tingkat berat yang bisa dideteksi lewat pemeriksaan UGD.

Bayi dengan penyakit jantung bawaan bisa dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut.

Ciri-Ciri Bayi yang Memiliki Penyakit jantung Bawaan
  1. Bibir, lidah, dan ujung kuku yang berwarna kebiruan (sianosis).
  2. Sulit menghisap susu karena nafas yang pendek.
  3. Detak jantung yang tidak normal (lebih cepat).
  4. Berat badan yang sulit naik.
  5. Sering terserang infeksi saluran pernapasan.
  6. Saat tumbuh besar, anak sulit melakukan aktivitas fisik karena cepat lelah.
Setiap penyakit tentu bisa dicegah, tak terkecuali penyakit jantung bawaan. Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa Ibu lakukan untuk mencegah penyakit ini terjadi pada si Kecil.

Tindakan Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi
  1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar berbagai kelainan yang mungkin terjadi bisa terdeteksi sejak dini.
  2. Mengenali faktor risiko pada ibu hamil.
  3. Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu.
  4. Menghindari radiasi yang berulang dari sinar Rontgen.
  5. Menghindari asap rokok dan asap kendaraan dengan mengenakan masker.




















0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.