Menjadi orang tua adalah harapan dari hampir kebanyakan
pasutri. Keinginan untuk segera mengandung dan menggendong sang malaikat kecil
kadang begitu tinggi hingga kerap kali membuat pasutri tidak sabar dan segera
berkunjung ke dokter untuk menanyakan apakah ada masalah yang membuat calon ibu
tidak kunjung mengandung.
Kesulitan untuk mengandung atau infertil, didefinisikan oleh
WHO sebagai suatu keadaan dimana suatu pasangan memiliki kesulitan untuk hamil
setelah melakukan hubungan suami istri secara teratur dalam waktu 1 tahun. Data
statistik menunjukkan bahwa 80% pasutri akan segera hamil dalam tahun pertama
pernikahan, oleh karena itu evaluasi baru perlu dilakukan bila pernikahan sudah
mencapai usia 1 tahun. Namun hal ini boleh dilakukan lebih cepat atas indikasi
tertentu, misalnya : usia pasutri yang relatif lanjut, ada gangguan dalam pola
menstruasi, gangguan/disfungsi dalam hubungan suami istri, ada penyakit
tertentu yang harus mempercepat kehamilan, dan indikasi nonmedis lainnya
seperti tuntutan keluarga, pekerjaan, dll.
Dalam melakukan program hamil, yang terpenting adalah memilih
metode yang paling cocok untuk calon orang tua. Dalam program hamil, saat ini
ada 3 cara yang dapat digunakan untuk mempercepat kehamilan, yaitu :
Controlled/Monitored Natural Cycle (cara alami terkontrol), Inseminasi, dan
bayi tabung. Angka keberhasilan untuk setiap metode terebut bervariasi, cara
alami memiliki angka keberhasilan hingga 5%, inseminasi memiliki angka
keberhasilan hingga 15%, sedangkan bayi tabung memiliki angka keberhasilan
tertinggi hingga 45%. Setiap pasutri yang masuk dalam program hamil, harus
melakukan beberapa pemeriksaan dasar, seperti USG, laboratorium dan SIS/HSG.
Tujuannya adalah untuk menentukan metode apa yang paling cocok untuk pasutri
tersebut.
Inseminasi adalah salah satu cara untuk mempercepat
kehamilan dengan cara menyuntikkan sperma suami yang telah diproses langsung ke
dalam rahim calon ibu. Program hamil dengan inseminasi termasuk populer, karena
dari segi biaya jauh lebih ekonomis daripada bayi tabung dan memiliki angka
keberhasilan di atas cara alami. Tentunya perlu dilakukan persiapan terlebih
dahulu pada suami dan istri sebelum menjalani inseminasi.
- Persiapan Suami
Pemeriksaan laboratorium standar dan screening untuk berbagai penyakit yang dapat ditularkan melalui darah dan penyakit menular seksual harus dilakukan sebelumnya. Selain itu, suami harus memiliki kualitas sperma minimal untuk bisa dilakukan inseminasi, maka pemeriksaan sperma harus dilakukan sebelum memutuskan apakah pasutri merupakan kandidat untuk inseminasi atau tidak.
Tindakan inseminasi memerlukan suami untuk tidak melakukan hubungan seksual dan masturbasi 3-5 hari sebelumnya, dengan demikian maka kualitas sperma yang dihasilkan pada saat inseminasi akan lebih optimal.
- Persiapan Istri
Istri harus dipersiapkan sejak hari kedua menstruasi. Pemeriksaan laboratorium dasar juga harus dilakukan seperti suami, juga pemeriksaan terhadap hormon mungkin perlu dilakukan.
Pemeriksaan dengan menggunakan USG transvaginal harus dilakukan dengan tujuan untuk memonitor efek dari obat yang akan diberikan untuk merangsang pematangan dan pemecahan sel telur serta memonitor kesiapan rahim dalam menerima janin.
Obat untuk pematangan telur dapat diberikan berupa obat minum, obat sunti, atau kombinasi minum dan suntik.
Inseminasi akan dilakukan saat ukuran telur yang diperoleh
sudah optimal dan calon orang tua akan dijadwalkan untuk datang ke RS untuk
melakukan inseminasi. Suami akan diminta untuk mengeluarkan sperma yang
kemudian akan diproses untuk dimasukan ke dalam rahim istri. Proses pengolahan
sperma ini memakan waktu sekitar 2-3 jam, sedangkan proses inseminasi pada
istri berlangsung cepat yaitu sekitar 5 menit saja.
Inseminasi adalah cara cepat, mudah dan relatif terjangkau
untuk mempercepat kehamilan. Apakah pasutri merupakan kandidat yang tepat untuk
inseminasi? Tentunya hal ini memerlukan evaluasi terlebih dahulu, hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa tindakan inseminasi yang akan dilakukan
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi untuk pasutri tersebut.
Salah satu hal terpenting untuk keberhasilan program hamil
dengan metode apapun adalah menghindari stress yang berhubungan dengan program
hamil itu sendiri. Over ekspektasi terhadap keberhasilan program membuat
pasutri mengalami depresi dan meningkatkan angka kegagalan dari program itu
sendiri. Bersikap pasrah kepada Tuhan YME dan berdoa akan membuat calon orang
tua menjadi tenang dan tentunya manusia berusaha namun Tuhanlah yang
menentukkan.
Sumber : dr. Ivander R. Utama, SpOG - RSIA Citra Ananda
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.